Minggu, 08 Agustus 2010

Simbol Kie Raha "Goheba"

Simbol ini berbentuk burung mitologik, yaitu seekor burung berkepala dua dan berhati satu, dinamakan "GOHEBA". Seperti telah disinggung dimuka bahwa lambang Kie Raha ini merupakan objektivasi dari filsafat Jou se Ngofangare. Yang kami terjemahkan sebagai AKU dan ENGKAU. Karena adanya Ua Hang Moju, yang juga dinamakan alam La atau alam ketiadaan maka dapat kita katakan bahwa aku dan Engkau berada dalam satu tempat.

Disini Yang AD itu berkata "Ana Allah ma Addi" Akulah Tuhan seru sekalian alam, Aku bukan hamba. Atas dasar kehendakNya jua Ia harus menciptakan manusia yang kelak akan menjadi hambaNya agar dapat memuji-muji namaNya serta dapat menyembah padaNya. Dialah pencipta yang sesungguhnya, karena Dia memiliki dua sifat kebesaran yaitu QAHHAR dan MIHITH.

Seperti firmanNya :

1. Wa huwa wahidul QAHHAR artinya Allah itu Tunggal dan ESA tetapi mempunyai kekuatan yang teguh.
2. Innallaha 'ala kulli syai'in Muhith artinya Sesungguhnya Allah itu meliputi dalam seru sekalian alam.
Bagi manusia Allah menyediakan alam tempat tamasya manusia lengkap dengan isinya yang kelak menjadi rahmat dan rezeki manusia. Begitu besarnya kemurahan dan pengasihan terhadap manusia.

Bahwa sesunggunya Allah hadir secara Roh, bersama dengan sifat Qohhar dan Muhith. Maka kehendakNya pasti jadilah di bumi maupun di surga. Roh itu disebut Rohullah atau Rohul Kuddus, Rohul latifur Rabbani atau Rohul Idhaf.

Roh Allah itulah Roh yang suci, halus dan kekal yang kelak ditempatkan pada diri manusia. Mula² Roh itu memancarkan sinarNya yang Qodim, maka atas kuasaNya terjadilah suatu NUR yang amat indah gemerlapan dan berbentuk seperti huruf MIM. Inilah Nur Muhammad. Dan sebagai kenyataan bagi muslim sekalian, bahwa Nur Muhammad jualah ciptaan Allah yang terawal.

Nur itu dinamakan MIM awal dan tidak bersangkut-paut kemana mana; dikatakan tergantung tidak bertali, berdiri tidak bertiang. Nur itu melihat kekiri dan kekanan serta kelilingnya tapi dia tidak tampak sesuatu apapun, maka Nur itu menakbirkan diriNya seraya kataNya ; "ALASTU BI RABBIKUM" artinya Akulah Tuhan seru sekalian alam. Nur yang dikenal sebagai MIM awal itu belum berkemampuan apapun, karena Qohhar dan Muhith tidak ada padanya. Oleh karena Nur itu tidak berdaya untuk berbuat sesuatu. Kemudian Allah melengkapi Nur Muhammad dengan 4 (empat) sifat yaitu : 1. Siddiq - 2. Amanah - 3. Tabligh dan 4. fathanah.

Siddiq ; Yakni benar - artinya kebenaran Allah ada pada Muhammad.
Amanah ; Yakni percaya - artinya kepercayaan Allah da pada Muhammad.
Tabliqh ; Yakni mengabarkan - artinya Muhammad dapat menyampaikan Wahyu atau Firman Allah kepada sekalian Nabi dan hamba Allah dan menyampaikan permohonan kepada Allah.
Fathanah ; Yakni dengan sempurna - artinya dalam menyampaikan wahyu Allah, Muhammad tidak menambah maupun mengurangi.

Jadi Nur Muhammad itu dapat dikatakan titik pertemuan Allah dengan hambaNya. Dalam sekejap kedengaranlah oleh Muhammad suatu suara yang terawal amat manis dan merdu dan bunyinya demikian : "Assalamu Alaikum ya Muhammad Rasulullah”. Artinya Selamat dan damai atas dirimu hai Muhammad Rasul Allah.

Muhammad sangat terkejut dan heran, tapi kemudian disadari oleh Muhammad bahwa suara itu adalah firman Allah dan saat itu pula diketahuinya bahwa namanya adalah Muhammad. Maka Muhammad pun menjawab dengan suaranya yang lembut :"Wa Alaikum Salam wa Rahmatullah”; artinya “Selamat dan damai jualah atas Mu dan aku jadi karena RahmatMu ya Allah”.

Setelah seruan Allah dijawab oleh Muhammad maka dengan sekejap mata dari alam Roh, tampillah suatu Nur yang lebih indah penuh gemerlapan dan berbentuk huruf Alif dan inilah Nurullah namanya. Dikatakan bahwa Nur Muhammadpun bersujudlah sambil mengucapkan : "Asyadu anla ilaha ilallah" artinya Aku mengaku dengan sungguh dan benar, bahwa tiada Tuhan yang kusembah daripadaMU ya Allah. Maka Nurullahpun menjawab : “Wa Asyadu Anna Muhammadarrasulullah”. Artinya "dan Aku pun mengaku dengan sungguh dan benar bahwa Engkau Muhammad adalah Rasul-Ku”.

Sesudah pengakuan suci antara Allah dan Muhammad, maka terbukalah pintu Nur muhammad itu dengan riangnya serayu Nurullah pun segera menerjunkan diriNya kedalam Nur Muhammad dan tertutuplah Nur Muhammad itu seperti sedia kala. Disini kelihatan seperti terjadi persatuan antara Allah dan Muhammad akan tetapi mereka bersatu tapi tidak bersinggungan dan berpisah tidak berjarak. Situasi ini namanya AHMAD. Ahmad adalah nama yang mulia dan kekal di surga. Ahmad diartikan sebagai Satu Yang Esa. Inilah hakekat Surat Al Ikhlas.

Wahidup, Ahadun, faradun, Samadun, Hayun Abada. Bahwa siapa yang mengenal akan Satu Yang esa ini dari awal hingga akhir kelak ia dianugrahkan Hayyun Abada yakni hidup yang kekal. Ketahuilah bahwa Muhammad itulah bait Allah yang kekal baqa.

Syukur Alhamdulillah kini Muhammad sudah memiliki enam sifat kebesaran; sifat kebesaran Allah-pun menjadi milik Muhammad. Hak ilaha illallah menjadi hak rasul Allah. Sifat Qahhar-Mahith-Siddiq-Amanah-Tabliq dan Fatanah semuanya telah menjadi milik Muhammad. Maka Muhammadpun dapat menciptakan sesuatu menurut kehendak Allah.Muhammad pun berseru : "Ana min Nurillah wal alamy minny". Asalku dari Nurullah, tetapi sekalian alam beserta isinya berasal daripada Aku. Ketika itu juga Muhammad memancarkan nurnya yang indah itu maka terjaliah sesuatu lautan yang tak terbanding luasnya. Bahrudj Djauhar namanya, yakni lautan yang berkilauan. Lautan tersebut mempunyai tujuh macam rasa seperti : 1. Asin - 2. Payau - 3. Tawar - 4. Manis - 5. Manis - 6. Asam - dan 7. Pekat. Tujuh macam rasa air ini, nanti terdapat pula pada cairan yang terdapat pada diri manusia misalnya : 1. Keringat - 2. Air mata - 3. Air liur - 4. Empedu - 5. Air mani - 6. Air perut - 7. Ingus.

Bahwa sesungguhnya maha besarlah kuasa HUWA sebagai kenyataan terbentanglah kenyataanlah bahrudj Djauhar yang tak trebanding luasnya, seta berkilau dibumi dan di surga seperti

1. Uap laut menjadi arasy-kursyi-lauh-qalam-syurga dan neraka.
2. Asap laut menjadi tujuh petak langit.
3. EndapanNYA menjadi tujuh langit.
4. Sebagian laut itu ditarik oleh tanah menjadi air tawar.
5. Sebagian tetap menjadi air asin.
6. Cahaya laut itu menjadi bulan bintang dan matahari untuk menerangi sekalian alam dunia.

Kini lengkaplah dunia dan akhirat yang terbentuk dalam enam hari malam. "Chalaqas Samawati wal ardh min Sittati, ayyan”.

Alhamdulillah atas berkat dan rahmat serta kasih Mu ya Allah lahirlah Muhammad kekasihMu pembawa rahmat dan rezeki bagi seru sekalian alam serta isinya yang sangat berguna bagi hambanya untuk selama-lamanya.

Inilah makna yang tersimpul dalam lambang KIE RAHA.

5 komentar:

  1. ..amin...saya kurang mangarti yang so bagini bagini jadi...tapi ada kebenaran dalam tulisan ini..mungkin perlu ditambah kan daftar sumber..biar ada ke falidan tulisan..** ty..

    BalasHapus
  2. Buku: Suba Jou (Gudu Moju Si To Suba Ri Jou Si Tononako). penulis Hidayatullah anaknya Sultan.

    BalasHapus
  3. Logo kie raha atau ternate saja....harap diperjelas jdulnya

    BalasHapus